new

Wednesday, June 18, 2014

K-1 (Ka-wan)

Cah cah cah cah
Aku menatap wajah mereka satu persatu. Berkilat penuh keringat diterpa lampu panggung.

Cah cah cah cah
Ah, anak-anak ini. Dulu, tak pernah aku senyaman ini diantara mereka.

Cah cah cah cah
Duh, mereka ini anak siapa? Berani sekali membuatku berhalusinasi dibawah tekanan begini.

Cah cah cah cah
Sial, lama sekali Gore menyuruh kami berbalik.

Didepan sana, orang-orang duduk manis dibarisan bangku penonton entah berharap apa. Ending yang bagus? Ending yang bahagia? sedih? Entahlah. Tapi kami masih getar getir berharap semua tetap seperti ini. Ya, lancar, tenang, dan belum nampak perpisahan yang semakin mendekat.

Ini pementasan Randai untuk tugas akhir kelas drama. Tak pernah akan terpikir kalau kami sekelas akan begitu sakit sedemikian merana setelah pementasan ini selasai. Aku tidak munafik. Beberapa bulan yang lalu, oh bukan, persis beberapa hari yang lalu masih berdetak hati dengan doa' "Oh Tuhan, cepatlah semester ini berakhir agar berakhir pula semua kepenatan dan kejenuhan ini."

Ternyata aku salah, semester ini berakhir dengan sesuatu yang tidak pernah aku prediksikan dulu.

PREDIKSI : Selesai pementasan > Pamit pulang > Pulang > Liburan
KENYATAAN : Selesai pementasan > Makan bersama > Nangis-nangis sambil pamit pulang > pulang > Buka Facebook > Liat banyak status, komen, dan foto merana penuh kerinduan dari anak lokal > Hanyut dalam atmosfer yang sama.

Ini kami diawal perjumpaan.
Di awal perjumpaan memang masih ada umpatan, makian dan kepura-puraan karena kita masih menyesuaikan. Kita belum memahami arti kelas ini. Canggung berjabat tangan satu sama lain dan kembali pada zona nyaman pertemanan. Menempatkan diri pada satu kelompok dan cukup hidup dikelompok itu. Apa aku salah menulis begini? TIDAK. Dulu diawal perjumpaan yang tidak seheroik perpisahan kita, aku bahkan tidak tau pasti siapa yang duduk didepan, nama panggilan teman yang sering duduk di pojokan, daerah asal dia yang sering menjawab pertanyaan dosen dan sebagainya. Yang aku tau hanya buku kas, daftar nama dan uang kas. Dari tugas sebagai bendahara itulah aku mulai perlahan tau nama-nama mereka (bendahara laknat hahaha)

Years gone by, and here we are now. Setelah berkali kali cekcok, dan sekian kali pula kita duduk dalam lingkaran, menyelesaikan cekcok itu, kita masih bertahan. Tidak ada yang melarikan diri dari kelas ini. Kita masih tetap sama walau beberapa mungkin berbeda. Kita membuat cerita kita sendiri. Kita menhantam portal dengan gaya kita sendiri. Kita, ya kita, bukan lagi aku, kamu, dia, dan mereka. Terimakasih untuk semuanya. Selamat berlibur, selamat bertugas dilapangan. Sampai ketemu lagi di semester delapan. Semoga kita memakai toga diwaktu yang sama. Secepatnya. AMIN :)

Ternyata cita-cita bikin baju mirip kru Tr*ns TV kesampaian juga.

K-1 


Di awal perjalanan, kisah berpusat pada "aku", dan selalu "aku", namun perlahan-lahan si "aku" meredup, berganti dengan "mereka". Sampai pada akhirnya "aku" adalah "mereka", dan "mereka" adalah "aku". - Agustinus Wibowo.




Sunday, June 8, 2014

Journeys with TUGAS

Oktober 2013..

Mama : Nes, bisa ambil jatah seminggu?
Gue : Hmm, minggu kapan ma?
Mama : 2 Minggu lagi. Bisa?
Gue : 2 minggu lagi itu jadwal UTS ma..
Mama : Oke sip, berarti Hones nggak ikut.
Gue : Kemana, ma?
Mama : Ke Bali.
Gue : MA, UTS NYA BISA MINGGU SATUNYA LAGI. NTAR DIURUS KE DOSENNYA. NES IKUT YA.

Begitulah, kesempatan jalan-jalan nggak boleh dibiarkan lewat begitu saja. MAKA SESEMPIT APAPUN WAKTUNYA, MESTI DIPERJUANGKAN. Hari-hari berikutnya gue sibuk bujuk-bujuk dosen yang bakalan ngadain UTS pada minggu gue "cabut" itu.

November 2013..

Gue : Mam, minggu depan saya izin mam, mau nganter mama ke CGK (ini alasan basi amat). Kalau saya UTS susulan bisa Mam?
Dosen : Kalau kamu susulan berarti saya mesti bikin soal 2 dong? Saya nggak mau, ribet.
Gue : *anggap aja ibadah, Mam. (ini gue bilangnya dalam hati aja)* hmmmm *hening, pasang muka memelas*

5 menit kemudian gue masih putar otak, pasalnya kalau gue gagal mata kuliah ini, kesempatan PL (Praktek Lapangan) gue juga terancam ditunda.

Kemudian Ibu Peri entah darimana datang, muka dosen gue tiba-tiba bercahaya, Keriput wajahnya menghilang, beliau tampak 20 tahun lebih muda dan dengan bersahaja beliau ngomong.

Dosen : Yasudah, kalau kamu mau berangkat, pergi aja. Ntar kalau sudah pulang kita pikirkan lagi gimana ujian kamu. Ya?
Gue : (Really? You are not kidding me, right?) Serius Mam?
Dosen : Iya.
Gue : Makasih, Mam. *Gue peluk dosennya kenceng-kenceng. Ini dosen kece banget daaahh...*

Berhubung yang ngadain UTS di minggu itu cuma mata kuliah si Mam ini, maka gue anggap mata kuliah lain UTS-nya aman. Maka dengan langkah seribu gue balik pulang kampung buat packing. Yah, kesempatan jalan-jalan ditengah kekampretan tugas kuliah dan UTS itu kayak liat air di Padang Panjang Pasir. SEJUUK MEEENNN..

Sebelum berangkat gue jungkir balik dulu ngerjain tugas buat minggu ke-cabut-an gue yang banyaknya Naudzubillah. TAPI DEMI JALAN-JALAN, GUE RELA. Semua tugas yang setengah matang, gue titip ke temen yang baik hatinya untuk dimatangkan. Makasih ya ceman-ceman yang baik hatinya dan tidak sombong.. hahaha (lebay lo ) :P

Day 1, Jakarta.
Yah, kalau ibukota bisanya cuma jalan di mall sampai bikin kaki nggak berasa kaki lagi. Maka, gue skip bagian ini, gue nggak ke mall. Gantinya, gue janjian sama adik-adik tercinta.
"We are Karate-ka" he said.
Dua adek sepupu kece ini ternyata Karate-ka juga. Yang cowok sabuk biru, yang cewek sabuk kuning setelah 2 tahun mereka masuk Dojo (tempat latihan), dan gue 3 tahun masih stuck di biru. Sebagai kakak gue merasa gagal.

Day 2, Bandung
Ada cerita apa ya di Bandung? Kasih tau nggak ya? hahaha

SKIP THIS CITY.. Nggak ada yang penting untuk dipublikasikan.

Day 3, Jateng featuring Yogyakarta
Jadi hari ketiga ini saatnya main patung di Borobudur. Panas Meeennn. Dari kejauhan gue udah liat ada Arjuna turun dari kahyangan, dan mendarat di depan stupa barat. BUKAN DING, gue liat rombongan bule yang entah kenapa lebih mirip mahasiswa baru yang lagi kena ospek. Ini penampakan mereka:
Yang baju merah itu seniornya.

Awalnya nggak tertarik buat buntutin si bule-bule ospek itu, tapi pas lagi asiknya poto-poto, eh, sibulenya ada yang ngajakin ngobrol. Cakep lagi.
Sengaja di itam putihkan biar nggak rasis.
 
Dan sepanjang pantauan gue, itu bule ngajakin ngobrol orang-orang berkulit eksotis (baca; GELAP). MAKA NIKMAT KULIT GELAP MANA LAGI YANG KAMU DUSTAKAN?? *Ini bukan rasis, tapi sedikit narsis.

Nah, setelah gue selesai dengan penelitian mengenai si bule ini, maka gue beranjak turun karena gue ILANG. IYA. ILANG MEEN.
Dengan mata berbinar-binar gue liatin kesegala penjuru dan nggak nemu penampakan orang yang gue kenal. MAMA, PAPA, ANAKMU JADI STUPA AJA DISINI.
Finally, gue putusin untuk enggak panik. Gue tarik napas dalam-dalam, dan bau ketek tante-tante India yang memakai sari di sebelah gue pun terasa mencekat. Gue keselek dan tiba-tiba seekor naga terbang mendekat dan nyampe bawah gue liat Mama duduk anteng dibawah pohon tanpa tahu anaknya hampir terbunuh oleh pembunuh berketek dingin asal India.

And then, we moved to Yogya. I tried to contact my friend but sialnya kita nggak bisa ketemu. Rencana mau malakin keliling Yogya plus wisata kuliner. Tapi yasudahlah, gue masih bisa nongkring kece kok sama Bapak-bapak becak sambil minum kopi pakai bara api.

Day 4, Pantura.
Seharian jadi anak jalanan dulu. Kiri kanan banyak lumbung garam dan ladang garam. Pasti makanan disini asin, jadi gue putusin buat tiduuurrr.

Day 5, here we go... BALI.
Subuh, gue nyebrang dari Ketapang ke Bali. Cuaca begitu mendukung, cerah kebangetan dan view dari kapal ferinya kece gila.
Gue motonya setelah kaki gue dimuntahin Ibu-ibu. hahahahANGET

Nah, injakan kaki pertama gue di pulau dewata diiringi bunyi "beep" dari kantong. APA ITU? RANJAU? TIARAAAPPP...
BUKAN WOII.. itu bunyi nada SMS yang masuk. Ada 2 "beep" dan dua duanya dari teman sekelas. Satu dari ketua kelas dan yang satu dari teman sekelompok. MATIK. PERASAAN GUE ENGGAK ENAK.
Setelah gue pastikan backpack gue masih aman, dan camera udah gue simpen lagi dan tangan gue dalam keadaan megang hape dengan pandangan panik dan berkeringat dingin, akhirnya gue buka jga SMS itu. BENAR SAJA PEMIRSAH. Isi SMS itu kira-kira begini:

SMS 1 (Ketua)
"Niang (panggilan gue), ado tugas MID Extensive Reading dari Pak K*s. Kumpua Jumat bsk". Bahasa Indonesianya, "Nes, ada tugas MID Extensive Reading. Kumpul Jumat besok." Kejutannya adalah GUE MASIH DISINI AMPE JUMAT.

SMS 2 (Teman Sekelompok)
"Udah tau kan ada tugas MID Extensive Reading? Ini dia syarat dan ketentuannya:
Cari dua buah jurnal, bla bla bla bla bla bla. Kirim ke facebook atau e-mail ketua"
Kejutannya adalah GUE NGGAK BAWA LEPTOP DAN MODEM DAN GIMANA BIKIN TUGASNYA?? AAKKKKK *mimisan.

Nah, untungnya di Bali gue punya waktu dua hari. Alhamdulillahnya pake nginep di hotel. Skedulnya hari pertama itu nemenin rombongan studi banding ke kantor PUSKUD Bali. Karena gue pergi sama orang kantor, maka gue berharap ada gitu yang bawa gadget atau laptop. Bisa dong gue pinjem buat bikin tugas. Alhamdulillah lagi ternyata ADA yang bawa Leptop lengkap dengan modem. *Peluk monumen Bom Bali.

Maka, disaat-saat kritis gue bikin juga tuh tugas. Di Bis gue nyari journal ampe MUAL. Iya. Pas rombongan lagi meeting gue baca tuh jurnal. Nah, hebatnya, pada saat gue nyampe di pantai Kuta dan Tanah Lot, seakan tugas itu hanyut dengan deburan ombak pantai, dan mumpet di bikini para bule. Sudahlah.

Jadi, gue nginap semalam di hotel. Gue sekamar sama Ibu Endang. Nah, karena gue udah puyeng sama urusan tugas dan si Ibu sudah rempong dengan barang belanjaannya, maka kita pun jalan kayak zombie menyerang hotel.

Maghrib menjelang. Kita kebagian kamar di lantai 4. Nomer kamarnya 4213. Angka 4 di awal menunjukkan lantai keberadaan kamarnya.
Gue sama si Ibu naik lift dan kebetulan ada orang lain di lift itu. Orang asing itu mencet tombol 3. Oke, lift kebuka di lantai 3. Entah kenapa gue sama Bu Endang ikutan turun di lantai 3 dan nyari kamar masih dengan sempoyongan. Maka sampailah kami di kamar 3213. IYA, ITU KAMAR YANG SALAH BESAR. Beda angka depannya doang dan KITA NGGAK SADAR. Jadilah kita masukin kunci kamarnya dan mencoba dengan sepenuh hati untuk membuka kamarnya. You know? Nggak bisa dibuka kamarnya.

Setelah sekian menit mencoba membuka pintu tersebut dengan kebisingan yang berisik banget, akhirnya pintu terbuka dari dalam. IYA, ADA YANG BUKAIN DARI DALAM. Kita kaget bukan main karena penampakan yang muncul dari dalam kamar mengerikan. Sosok laki-laki muka India berkulit gelap dan berjenggot dan cuma pake handuk. MATIK. Gue memutuskan untuk pura-pura tidak mengerti dan tidak mengenal Bu Endang kemudian melengos pergi. Maka, jadilah Bu Endang ribuan kali bilang "Sorry, Sir." Bahahahaha

Jadilah sampe kamar kita yang bener, kamar 4213, gue dinyanyah habis-habisan karena ninggalin Bu Endang. HAHAHAHAHHAHAHA

Kembali ke masalah tugas. Gue berinisiatif mau manfaatin fasilitas hotel malam ini dan menolak ajakan buat mabuk jalan-jalan malam di sekitar pantai Kuta.
Fasilitas yang terlintas di benak gue adalaha WiFi. MAKA WiFi HOTEL MANA LAGI YANG KAMU RAGUKAN?? dengan semangat gue tanyain password WiFi ke Bli yang jaga meja resepsionis malam itu. Dan, berkat bisikan pasword dari si Bli, tugas gue mendarat di e-mail ketua malam itu juga.

Fyuuuhh, maka jadilah gue kebut tugas dan liburan gue pun terlindas. -___-"

And, MISSION COMPLETED. Jalan jalan + Bikin Tugas. (Tanah Lot, November 2013)