new

Tuesday, December 16, 2014

I Miss You but I Hate You

Sudah akhir tahun lagi.. Uyeee, udah akhir semester lagi.. Uyeee.. Udah pada nyiapin liburan kemana? Udah nyiapin skripsi sampai mana? Yaelah, skripsi. Lupakan.

Nah, lo tau? ada rasa yang menggebu-gebu didalam dada yang ingin segera untuk diungkapkan dan di tulis di blog cetar ini.
Tentang apa?
Tentang film AADC yang gue kira udah tamat 12 tahun lalu itu? BUKAN.
Lalu?
Tentang BBM naik dan kapal asing yang ditenggelamkan di perairan Indonesia?
Bukan, sekali lagi bukan. Ini tentang hal yang lebih penting dari itu. Gue ulangi, YANG BAKAL GUE TULIS LEBIH PENTING DARI ITU SEMUA. Oke sip.

Ceritanya tentang iniiiiiiiiiiii


Nah, bulan Agustus yang lalu, tepatnya pada tanggal 26 Agustus, gue dibuang dari kampus. Gue dan beberapa teman seangkatan dibuang ke berbagai sekolah yang tersebar di Sumatra Barat ini dan menjabat sebagai guru PL(Praktek Lapangan)/mahasiswa PL/anak PL/Orang yang selalu disalahkan terhadap semua yang terjadi di sekolah.  WHAT? SELALU SALAH?? Iyaaaaa.
Contoh :
- Kenapa siswa belum berkumpul dilapangan saat jam upacara seharusnya dimulai. Salah siapa? GURU PL.
- Kenapa tidak ada yang menolong ibu dan bapak panitia ujian menyusun nomer ujian. Salah siapa? GURU PL.
- Kenapa siswa gotong royong tidak ada yang mengawasi. Salah siapa? GURU PL.
- Kenapa lokal ini belum bersih padahal baru selesai gotong royong. Salah siapa? GURU PL.
- Kenapa kucing sekolah kencing di pintu kantor guru. Salah siapa? GURU PL.
- Kenapa kucing sekolah eek sembarangan dan enggak cebok. Salah siapa? GURU PL.

Kalau barisan anak-anak belum seperti ini, itu salah GURU PL


Oke, balik ke awal kisah. Dengan berjumawa gue minta di buang di kota halaman tercinta (baca: kota Bukittinggi). Ya walaupun rumah gue boleh dibilang di Bukittinggi coret alias perbatasan kabupaten dan kota. Jadi dengan senang hati mendarat di salah satu SMK di kota Jam Gadang ini. Point plus yang mendorong gue untuk dibuang di SMK ini adalah adanya jurusan tata boga dan pariwisata. Siapa yang nggak senang disediakan jajanan ala anak tata boga dan bisa sharing gratis perihal jalan-jalan dengan anak-anak pariwisata. Sharing yang gue maksud disini adalah berbagi cara bikin tour itinerary, cara jalan-jalan murah sampai sharing tiket pesawat (baca : minta beliin tiket pesawat) #eh. Bukan ding.

Terus ceritanya, guru pamong atau guru pembimbing PL gue itu nggak acuh gitu. Gue dilepas tanpa ada proses observasi (proses dimana lo kudu liat dulu pamong ngajar di awal daripada lo disalahin di akhir karena cara ngajar kita beda sama pamong). Gue nggak dikasih kesempatan untuk liat si Ibu ngajar karena Ibunya nyuruh gue fotocopy ini itu dan cek jadwal, bikin RPP atau bahasa kecenya Lesson Plan / Rencana Ajar selama setahun. Setahun untuk kelas X dan setahun untuk kelas XI. TOTALNYA 2 TAHUN. Tugas lainnya adalah bikin soal MID semester, Bikin soal Semester, Bikin media ajar, Bikin RPP untuk tugas MGMPnya ibu itu, Analisis nilai, periksa ujian dan sebagainya. Liburnya cuma sehari dan pada akhirnya tetap aja gue yang salah. POKOK E AKU YANG SALAH. WESS LANJUT.
Terus pada saat gue minta nilai PL, Ibunya malah nambahin tugas. Maka meletuslah gunung sabar itu. Gue curhat ke kepsek dan selesai lah masalah. Yippiee..

Itu sekelumit kisah gue ama pamong. Daily life-nya gue sebagai anak PL ya kira-kira seperti ini:

Minggu-minggu pertama tidak ada yang aneh. Gue disuruh piket bantu-bantu di ruang ISO (semacam penjamin mutu di SMK) dan mulai memfotocopy buku ajar. Gue kebagian pamong (guru pendamping) yang ngajar di kelas XI. Nah, kelas XI ini letaknya bukan di gedung 1 sekolah yang dekat dengan rumah, tapi di gedung 2 yang mana sarana transportasi yang terseedia hanya angkot dengan jam tayang tertentu saja, yaitu pagi (jam menjelang masuk sekolah) dan siang sekali sekitar jam 2 atau 3 saat siswa SMK ini pulang sekolah. Nyesek meeen, ketika gue tau hanya beberapa guru PL yang ditempatkan di gedung sekolah 2 itu. Otomatis gue akan Long Distance Relationship (LDR) sama Pak Kepsek teman-teman PL lainnya.

Setelah diputuskan secara sepihak, maka gue kebagian ngajar di kelas XI BOGA 1, XI HOTEL 1 dan 2, XI UPW (Usaha Perjalanan Wisata), XI PKP (Sekretaris) 1 dan 2, XI Akuntansi 1, 2 dan 3, daaaaaannn kelas X PKAP (Pemasaran) 1 dan 2. Total gue ngajar 11 lokal dengan jumlah jam 22 jam seminggu. Satu hari paling banyak gue ngajar di 4 lokal. Sakitnya tu ketika gue tau, teman PL yang lain ada yang cuma ngajar 4 lokal aja. Sakit men, sakiiiitt. Tapi ada juga yang sampai ngajar 24 jam seminggu. Jadi gue bisa menangkan diri dengan kenyataan "ada yang lebih pait dari idup gue".

Karena banyaknya kelas, maka gue menghabiskan empat minggu di bulan September dengan kebiasaan salah kelas, cek jadwal, telat masuk, minta maaf karna telat. Tapi untungnya, rata-rata siswa disini punya hobi yang sama dengan gue sewaktu SMA, telat masuk. Semacam karma gitu. -_- *enggak untuk ditiru.

Kelas pertama yang gue masuki dihari Selasa adalah lokal XI PKP 1. Kenapa Selasa? karna gue selalu minta libur dihari Senin karena gue mau mencintai Senin karena gue sempat patah hati dengan Senin di semester yang lalu *abaikan. PKP itu adalah jurusan Sekretaris dan gue lupa apa kepanjangan dari PKP itu sendiri. Sebagai guru gue merasa senang gagal. Yang paling gue ingat dari lokal ini adalah lokal yang selalu kebanjiran kalau udah mulai hujan. Gue masuk lokal ini jam 7.30 setiap selasa pagi dan 3 kali merasakan enaknya lokal banjir. Jadi 30 menit pertama bakalan dihabisin buat pel lantai kelas yang udah kece kalau dibikin video "menari sambil main air".

Lokal kedua adalah XI Akuntansi 1. Ini bisa dibilang lokal express. Kayaknya ngajarin satu materi plus ujian dalam waktu 2 jam pelajaran bisa nih disini. Anak-anaknya aktif dan nggak pernah telat ngasih tugas, sampai gue sebagai guru merasa sedih. Iya, sedih. Pasalnya 3 minggu sebelum ujian semester, semua materi sudah selesai di lokal ini. Jadi ya gue banyakin ngobrol, curhat dan nakut-nakutin mereka semua soal kehidupan perkuliahan #eh.

Lokal berikutnya adalah XI PKP 2. Yang pertama kali gue ingat dari lokal ini adalah, KITA SELALU KEKURANGAN JAM, NAK. Bukan karena  gue malas ngajar atau siswa nya bandel, bukan. Tapi karena jam pelajaran gue sering dipakai sama guru yang ngajar sebelum gue masuk. Sebagai guru PL gue hanya bisa ikhlas, sabar, bilang "Bu, jamnya udah habis, bu", dan nunggu di pintu kelas sampai guru itu keluar. Tapi sayang, ibunya nggak peka, nggak bisa dikodein terus.

Lokal terakhir pada Selasa yang selalu cerah ini adalah XI Akuntansi 3. Ini adalah kelas paling wangi sejagad. Pertama masuk kelas ini gue berasa masuk bank. Aromanya sama, wangi. Ternyata ada parfum ruangan diatas papan tulis yang selalu nyembur gue setiap 40 menit-an.

Pada hari Rabu, gue masuk lokal XI Boga 1 dan XI Akuntansi 2. XI Boga 1 itu lokal yang sering minta kompensasi tugas. Gue bilang aja "kalau mau kompensasi kamu harus punya kartu fakir tugas dulu". Uniknya, walaupun heboh, lokal ini rajin nanyain tugas. Nggak nanyain aja, ngumpulnya juga rajin, on time dan pas deadline. Hihihi peace :P
Sedangkan XI Akuntansi 2, ini lokal yang sering minta pulang karena gue ngajar pada jam terakhir di lokal ini. Yah, karena gue pengin pulang juga, maka latihan sering dijadikan PR. Ajaibnya, nilai ujian tetap oke dong ya. :D

Kamis. Fyuhh. Saatnya tegang otot leher di lokal X PKAP (pemasaran) 1 dan 2. Satu lokal isinya 45 siswa dengan keahlian memasarkan itu LUAR BIASA. Lokalnya rame kayak pasar dan susah buat dikontrol. Itu sebabnya gue sering tepar dihari Kamis.  Positifnya dua lokal ini adalah, MEREKA TOBAT TEPAT WAKTU. Jadi, beberapa minggu menjelang ujian semester, mereka berlomba-lomba memperbaiki nilai dan juga ngumpulin tugas. SALUT.

JUMAAATT.. UYEEE.. Nah, Setiap Jumat gue masuk lokal XI UPW (Usaha Perjalanan Wisata) dan XI Hotel 2. XI UPW ini seru. Nggak tau kenapa bawaannya asik aja dilokal ini. Berasa diajakin jalan-jalan terus kalau disini. Hihi.
Nah, lain lagi kalau lokal XI Hotel 2. Kata guru-guru sih, lokal Hotel itu semacam kutukan. Bandel minta ampun. Nah, jadi ceritanya, nggak ada anak PL yang dibolehin masuk tanpa pengawasan guru senior di lokal hotel ini. Nah lho? Gue? Pamong nggak peduli dan membiarkan gue yang lugu ini masuk lokal hotel sendiri. Dua lokal pula, alamaaakk..
Di lokal XI Hotel 2 ini awalnya gue memperlakukan siswanya sama dengan lokal lain. Anggap aja lokal ini nggak pernah diceritain dan nggak pernah di cap bandel. Selowww dan tadaaaaa.. GUE SENANG MASUK LOKAL INI. Anaknya pada gokil dan mau diajak kompromi. Pokoknya kece lah.

And also XI hotel 1 pada hari Sabtu. Ini lokal yang paling gue kasihani karena kebanyakan waktu kita sering terpakai oleh kegiatan sekolah yang bermanfaat. Misalnya rapat guru, gotong royong, kesurupan dan sebagainya.

wait wait.. Gue lupa cerita tentang kesurupan. Jadi, pada pertengahan bulan September gitu, saat vokalis Green day belum ada yang bangunin, terjadilah kesurupan masal di sekolah-sekolah di Bukittinggi. Termasuk di sekolah gue yang gedungnya serem-serem ngeri gitu. Kira-kira kesurupannya sampai 2 mingguan gitu dan terjadinya setiap hari. Maka dengan bijaksana lagi berjumawa, pak kepsek meliburkan sekolah dengan alasan keamanan siswa tidak lagi terjamin. Kemudian, didatangkanlah cenanyang untuk mengusir pamong yang kelewatan roh dan setan yang mengganggu itu.
Pernah suatu hari di minggu yang menakutkan itu, gue lagi ngajar di kelas Boga. Lagi asik-asiknya nyuruh siswa bikin latihan, salah satu anak dengan lemah nanya, "Miss, ada minyak kayu putih. Saya pusing, Miss". Gue kira dia pusing gara-gara tugas yang gue kasih, maka gue bilang nggak ada dan nyuruh dia istirahat di tempat duduk aja, nggak usah bikin tugas. Tak lama kemudian si anak yang nanya tadi pingsan. Dengan rasa bersalah di oplos dengan rasa cemas, gue panik kayak abis nenggak miras oplosan. Terus bareng teman-temannya gue angkat anak itu ke UKS. Belum nyampe UKS dia kejang-kejang. Nyampe UKS dia teriak-teriak sambil lempar jilbab. Oke fix, ini kesurupan lagi. Gue panik dong. Pada waktu kuliah gue nggak pernah diajarin cara menangani anak yang kesurupan. Lagi paniknya megangin sambil baca-baca ayat buat anak yang kesurupan ini, datanglah 5 anak yang digendong rame-rame juga dengan gejala yang sama. Panik gue jadi panik pangkat 5. Gue mesti apain ini anak-anak? Guru-guru juga ikutan panik dan beberapa langsung cusss pulang dengan kecepatan cahaya. Akhirnya penjaga sekolah yang konon katanya bisa mengobati kejang-kejang disertai teriak-teriak dan tangisan itu datang membawa secercah harapan buat gue untuk ikutan cabut pulang. Semenjak saat itu gue selalu menyertakan penjaga sekolah disetiap jam ngajar gue *NGGAK DING -__-.

Fyuuh, oke. Itu sekelumit kisah gue selama Praktek Lapangan alias PL. At the end, sebenarnya gue diancam sama pamong bakalan dapat nilai B atau bahkan C karena masalah sepele. GUE LUPA NGISI BUKU BATAS PELAJARAN DI LOKAL.

Finally, this is the end of semester and I'll be back to the place where I should be. One thing that I should tell you that I MISS EVERY SINGLE CLASS that I had in these 3 months. Hope I can meet you again in another place without caring about Pamong. Duh, kangen anak-anak :') hihi

O iya, biar kece kayak halaman persembahan di Skripsi gitu, gue mau ngucapin terimakasih dulu.. hhe Thanks to Papa, Mama yang udah semangatin setiap kali menye-menye masalah pamong. Makasih guru-guru SMK N 2 Bukittinggi yang udah support setiap kali liat gue masuk kelas sendiri dan support pengaduannya juga #eh. Makasih untuk Kak Icha dan Kak Lina yang udah berbagi pengalaman. Makasih teman-teman PL yang super kuat dan super sabar. Makasih yang udah kasih wejangan setiap kali badmood (masih) gara-gara pamong. Makasih untuk siswa-siswi SMK N 2 yang kece kece. BIG THANKS TO Bapak Don Narius yang udah bersedia menjadi dosen pembimbing terbaik sejagad. haha
SPECIAL THANKS TO XI HOTEL 2 yang udah bikin mood berubah 180 derajat di hari terakhir masuk kelas. Kalian lucu luar biasa.. hahahaha 
*peluk satu-satu  
Daaaaannn, yang terlupakan #eh.. haha Terimakasih kepada senior yang kadang baik dan kadang suka malakin, Bang Uje (tu, udah nes tambahin nama abang disini :P), yang udah bersedia memberikan contoh laporan PL beliau yang awalnya dengan senang hati gue terima. Dan setelah gue bekerja keras dan sedikit bingung mengedit dengan santainya bilang "Ooo ternyata laporan yang bang kirim itu belum yang fix nya (baca: masih butuh di edit)". haha But, thank you, semoga lekas S.Pd. :D

Eaaakk, yang jadi guruu :P

"My favorite part is the leaf, while yours is the flower. I never want to leave. But it's also hard to get us together." - Benzbara (Cinta dengan titik)